Hargailah Cinta dan Kasih Sayang, karena Keduanya Selalu Menyertai Kehidupan Kita

Kamis, 19 September 2013

Macam-macam Baterai

1.          Sel Kering
Baterai kering ditemukan oleh Leclanche yang mendapat hak paten atas penemuannya pada tahun 1866. Sel Leclache terdiri atas suatu silinder seng yang berisi pasta campuran batu kawi (MnO2), salmiak (NH3), karbon (C), dan sedikit air. Seng berfungsi sebagai anoda, sedangkan sebagai katoda digunakan elektroda inert, yaitu grafit (C) yang dicelupkan di tengah-tengah pasta. Pasta itu sendiri berfungsi sebagai oksidator. Selain sebagai anoda seng juga berfungsi sebagai wadah komponen baterai.
          Reaksi-reaksi yang terjadi dalam baterai kering sebenarnya lebih rumit, tetapi pada garis besarnya adalah:
Anoda   : Zn(s)  à Zn2+(aq) + 2e
Katode  : 2MnO2(s) + 2NH4+(aq) + 2e à Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)
Zn(s) + 2NH4+(aq) + 2MnO2(s) à Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(aq) H2O(l)
Selanjutnya Zn2+ yang terbentuk mengikat NH3 dan membentuk ion Zn(NH3)22+, reaksinya sebagai berikut:
Zn2+(aq) + 4NH3(aq) à Zn(NH3)42+(aq)
Perbedaan potensial yang dihasilkan oleh satu sel bakterai kering adalah 1,5 volt. Sel Leclanche tidak dapat diisi kembali.

2.         Baterai Merkuri
Sel Volta yang lain adalah sel merkuri atau disebut juga baterai kancing jenis Ruben-Mallory. Sel jenis ini banyak digunakan untuk baterai arloji, kalkulator, dan komputer. Baterai merkuri ini telah dilarang penggunaannya dan ditarik dari peredaran sebab bahaya yang dikandungnya (logam berat merkuri). Baterai kancing ini terdiri atas seng (anode) dan merkuri (II) oksida (katode). Kedua elektrode tersebut berupa serbuk padat. Ruang di antara kedua elektrode diisi dengan bahan penyerap yang mengandung elektrolit kalium hidroksida (basa, alkalin). Reaksi redoks yang terjadi dalam sel adalah sebagai berikut :
Zn(s) + 2OH(aq) à ZnO(s) + H2O(l) + 2e (anode)
HgO(s) + H2O(l) + 2e à Hg(l) + 2OH(aq) (katode)
Zn(s) + HgO(s)  à ZnO(s) + Hg(l)
Potensial sel yang dihasilkan adalah 1,35 V.

3.          Sel Aki
Sel aki (Accumulator) merupakan contoh sel Volta sekunder. Sel aki terdiri atas elektrode Pb (anode) dan PbO2 (katoda). Keduanya dicelupkan dalam larutan H2SO4 30%.
Cara kerja sel :
a.      Elektrode Pb teroksida menjadi Pb2+
Pb(s) à Pb2+(aq) + 2e-
Pb2+ yang terbentuk berikatan dengan So42- dari larutan,
Pb2+(aq) + SO42-(aq) à PbSO4(s)
b.      Elektron yang dibebaskan mengalir melalui kawat penghantar menuju elektrode PbO2.
c.       Pada elektrode PbO2 elektron-elektron dari anoda Pb akan mereduksi PbO2 menjadi Pb2+ yang kemudian berikatan dengan So42- dari larutan.
PbO2(s) + 4H+(aq) + 2e- à Pb2+(aq) + 2H2O(l)
Pb2+(aq) + SO42-(aq) à PbSO4(s)
Reaksi yang terjadi pada sel aki dapat ditulis sebagai berikut.
Anode   :  Pb(s) + HSO4-(aq) à PbSO4(s) + H+(aq) + 2e-
Katode  :  PbO2(s) + 3H+(aq) + HSO-(aq) + 2e- à PbSO4(s) + 2H2O(l)
               Pb(s) + PbO2(s) + 2H+(aq) + 2HSO4- à 2PbSO4(s) + 2H2O(l)
Pada reaksi pemakaian sel aki, molekul-molekul H2SO4 diubah menjadi PbSO4 dan H2O sehingga konsentrasi H2SO­4 dalam larutan semakin berkurang. Oleh karena itu, daya listrik dari aki terus berkurang dan perlu diisi kembali.

4.          Baterai Litium
Litium merupakan unsur lebih banyak terdapat dalam bentuk ionnya dalam larutan. Hal tersebut yang mendasari perkembangan baterai litium yang dapat diisi ulang. Pada umumnya baterai litium terdiri atas karbon sebagai anoda, dan litium kobal dioksida sebagai katoda dengan elektrolit berupa garam litium.
Reaksi redoks yang terjadi adalah sebagai berikut :
Anoda    : 2Li(s) à 2Li+(aq) + 2e-
Katoda   : 3I2(s) + 2e- à 2I3-(aq)
                 2Li(s) +3I2(s) à 2Li+(aq) + 2I3(aq)
Potensial sel litium sebesar 3,6 V dan litium memiliki massa pakai yang lama, karena dapat diulang dengan proses sederhana (setrum). Baterai ini banyak digunakan sebagai energi listrik pada barang-barang elektronika seperti telepon genggam dan laptop.

5.          Sel Bahan Bakar
Sel bahan bakar merupakan bagian dari sel volta yang mirip dengan aki atau baterei, di mana bahan bakarnya diisi terus menerus, sehingga dapat dipergunakan secara terus menerus juga.
Bahan baku dari sel bahan bakar adalah gas hidrogen dan oksigen, sel ini digunakan dalam pesawat ruang angkasa. Sel ini terdiri atas anode dari lempeng nikel berpori yang dialiri gas hidrogen dan katode dari lempeng nikel oksida berpori yang dialiri gas oksigen. Elektrolitnya adalah larutan KOH pekat.Reaksi yang terjadi pada sel bahan bakar adalah:
Anoda   : 2H2 + 4OH- à 4H2O + 4e-
Katoda  : O2 + 2H2O + 4e- à 4OH-
                 2H2 + O2 à 2H2O


Rabu, 18 September 2013

Pesan Singkat Untuk Sahabatku

Tenanglah, sayang. Kita pernah berada dalam keadaan yang sama. Di mana hati kita sedang terisi oleh seseorang yang datang membawa cinta, kemudian pergi tanpa satu alasan yang pasti. Kita sama-sama pernah kehilangan kisah cinta yang sudah kita rancang kedepannya seperti apa lalu hilang tanpa jejak yang pasti.

Meski kini kisah cintaku telah kembali sedangkan kau masih saja berada dalam ketidakpastian, sabarlah sayang. Masih ada aku dan mereka yang selalu ada untukmu. Kita takkan meninggalkanmu seperti dia yang meninggalkanmu tanpa alasan. Bahuku, bahu mereka, akan selalu ada jika kau butuh tempat untuk bersandar. Telinga ini akan selalu siap mendengar keluh kesahmu.


Dalam hidup semua orang berhak untuk bahagia, sayang. Jika mencintainya menyebabkan hakmu tercabut, berhentilah karena itu berarti dia bukanlah hidupmu.

Senin, 16 September 2013

Menumbuhkembangkan Jiwa Entrepreneurship Mulai Dari Kehidupan Di Kampus

             Sebelum saya masuk ke pembahasan mengenai topik yang akan dibicarakan, ada baiknya kita mengetahui apa yang dimaksud dengan entrepreneurship. Kata “entrepreneurship” yang di Indonesiakan menjadi “Kewirausahaan”              berasal dari kata Perancis “entreprende” yang berarti berusaha. (http://ekonomitambah.blogspot.com/2012/01/pengertian-entrepreneurship.html)

        Jiwa entrepreneurship dapat ditumbuhkembangkan dimulai dari kehidupan di kampus. Misalnya dengan menjadi agen-agen dari majalah terkenal seperti Sophie Paris, Zeintin dan lain-lain. Bisa juga dengan hasil kerja tangan kita sendiri yang dibuat semenarik mungkin agar teman-teman kita bisa tertarik untuk memilikinya. Di situlah kita bisa mulai membangun jiwa entrepreneurship dalam diri kita.

        Ada kalanya orang berpikir bahwa menjadi wirausaha muda di lingkungan kampus dapat menyebabkan hilangnya konsentrasi dan tujuan seorang mahasiswa dalam perkuliahannya. Apalagi jika usaha yang dijalankan bisa mendatangkan keuntungan yang sangat besar. Hal ini bisa mengubah arah tujuan mahasiswa dari “kuliah untuk mendapatkan ilmu dan gelar” menjadi “kuliah hanya untuk mendapatkan gelar”. Tidak dapat dipungkiri lagi, karena hal itu sepertinya sudah biasa kita lihat.

        Di dunia ini, semua orang tentu ingin sukses dalam kehidupannya. Apalagi dalam usia yang muda. Menurut saya, jiwa enterpreneurship bila dimiliki mulai dari kehidupan di kampus bukanlah sesuatu yang salah. Asal kita bisa menyesuaikan waktunya saja. Bukan salah jika kita memanfaatkan waktu-waktu luang untuk melakukan sesuatu yang mendatangkan hasil yang menguntungkan.

        Kita jangan lihat ke arah negatif daripada jiwa entrepreneurship, yang mestinya kita lihat adalah bagaimana dengan jiwa enterpreneurship kita memperoleh banyak manfaat darinya. Dengan jiwa entrepreneurship seorang mahasiswa, biaya-biaya yang diperlukan selama kuliah dapat terbantukan. Hal ini juga dapat meringankan beban orang tua dalam menyanggupi kehidupan perkuliahan kita. Apalagi jika mahasiswa tersebut hanya berstatuskan seorang anak kos. Pasti butuh biaya yang besar tiap bulannya dari orang tuanya kepadanya.

        Siapa yang tidak senang menjadi seorang jutawan muda ? Semua orang pasti menginginkannya. Apalagi di zaman seperti sekarang, tidak ada lagi manusia yang ingin hidup susah. Segalanya menjadi semakin menarik, tetapi untuk memperolehnya butuh usaha yang besar. Misalnya saja kebutuhan akan pakaian dan sepatu yang dibutuhkan mahasiswa. Kita tidak dapat menyalahkan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk yang konsumtif, artinya bahwa dia tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya. Bila sepatu anda sudah termakan zaman, muncul sepatu-sepatu dengan model terbaru. Tentu anda sudah enggan untuk memakainya dan menginginkan untuk memiliki sepatu yang baru.

        Kita sudah menyaksikan bahwa orang-orang yang sukses banyak yang datang dari kalangan pengusaha. Apa salahnya menjadikan kehidupan kampus sebagai tempat menumbuhkembangkan jiwa entrepreneurship. Menurut saya hal itu adalah pilihan yang baik.

Oleh: Tri Dewi Julianti

Cara Pembuatan Ikan Kayu

1.         Penyediaan Bahan Mentah
        Dalam pengolahan ini digunakan bahan mentah ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) yang sangat segar mutunya dan dapat berupaya ikan segar (iced fish) atau ikan beku (Frozen fish). Ikan mula-mula disortir menurut jenis, ukuran dan kesegarannya. Khususnya untuk bahan mentah beku, sebelumnya perlu dilelehkan (thawing) terlebih dahulu dalam bak-bak dengan air mengalir sampai titik pusat mencapai suhu 0°C.

2.        Penyiangan
        Ikan mula-mula dipotong kepalanya. kemudian dinding perutnya dibelah hingga keanus. selanjutnya isi perutnya dikeluarkan dan kemudian difillet dalam bentuk loin. Untuk ikan cakalang yang beratnya kurang dari 2,25 Kg difillet menjadi 2 loin untuk diolah menjadi "Kame-Bushi". Sedangkan ikan cakalang yang beratnya lebih dad 2.25 Kg/ekor difillet menjadi 4 loin untuk diolah menjadi 'HonBushi': Khususnya untuk "Hon-Bushi, dipisahkan lagi menjadi macam loin, yaitu loin bagian punggung disebut male bushi dan loin bagian perut disebut female-Bushi.

3.        Perebusan
        Loin selanjutnya diaturi/diletakkan di atas tray-tray perebus dan jangan sampai menempel satu dengan lainnya. Hon-Bushi ditekan di atas tray dengan bagian daging (potonganl menghadap kebawah (kepermukaan tray). Sedangkan KameBushi diletakkan dengan bagian kulit menghadap kebawah. Beberapa tray yang telah diisi loin kemudian disusun/ditumpuk sedemikian rupa sehingga loin tidak tergencet (rusak fisik). kemudian direbus dalam air selama 60 - 80 menit (untuk ikan berukuran besar atau 40 - 50 menit (untuk ikan berukuran kecil) pada suhu 80 - 85°C (untuk ikan yang mutunva segar sekali) atau 90 - 95°C (untuk ikan yang mutunya kurang segar). Perebusan pada suhu 100°C dapat menyebabkan daging menjadi retak (terutama pada Ikan yang segar sekali). dimana hal ini tidak dikehendaki dalam pembuatan ikan kayu. Sedangkan untuk perebusan. paling baik apabila digunakan air tawar (soft water).

4.        Pembuangan Tulang- tulang kecil
        Selesai perebusan. kemudian tray bersama dengan loinnya diangkat bak perebusan, selanjutnya didinginkan pada suhu kamar atau di dalam air. Selama pendinginan ini. tulang-tulang kecil yang terdapat pada setiap loin diambil dengan bantuan pinset. sedangkan lemak yang terpadat pada permukaan daging harus dibersihkan dengan pencucian yang hati-hati. Di samping itu. khususnya untuk Kame-Bushi dan Female-Bushi (Hon-Bushi), 2/3 bagian kulit dari kepala harus dihilangkan (atau 1/3 bagian kulit dari ekor harus disisakan). Hal ini dimaksudkan agar bagian ujung ekor dari loin tidak melengkung selama proses pengeringan pengasapan.

5.        Pengeringan dan Pengasapan Tahap Pertama
        Loin yang telah dibersihkan dari tulang dan lemak tersebut kemudian diatur/ diletakkan di atas tray-tray pengasapan dengan bagian dagingnya menghaciap bawah. Setelah itu tray-tray yang telah diisi loin ini kemudian dimasukkan kedalam lemari/ruangan pengasapan, dimana kapasitas dari lemari asap ini dapat diisi 6 atau 7 tray sekaligus. Jarak dari tray terbawah sampai permukaan sumber api kira-kira 1,5 - 2 m. Sedangkan sebagai sumber api; asap dapat digunakan sabut dan batok kelapa. Pengasapan dilakukan dan diteruskan sampai permukaan loin berwarna kekuningan atau coklat kekuningan, dimana dengan keadaan ini dianggap telah cukup untuk mencegah terjadinya pelendiran. Waktu yang diperlukan untuk pengeringan/pengasapan ini adalah antara 50 - 60 menit pada suhu sekitar 85°C. selama proses pengeringan/pengasapan ini tray harus dipindah-pindahkan posisinya agar diperoleh kondisi pengasapan/pengeringan yang seragam untuk setiap loin.

6.        Penambalan
        Setelah pengeringan/pengasapan tahap pertama. kemudian beberapa bagian daging yang retak/pecah ditambal dengan pasta daging dari jenis ikan bersangkutan, dengan bantuan spatula bambu atau alat lainnya, agar nantinya permukaan produk benar-benar rata dan halus. Agar kondisi penambalan baik sekali. maka bagian yang ditambal dapat dibungkus dengan kertas tipis berkwalitas tinggi (misalnya : kertas minyak) dan dibuka kembali setelah kondisi penambahan telah menjadi kuat sekali.

7.        Pengeringan/Pengasapan Tahap Kedua
        Pengeringan, pengasapan tahap kedua ini dilakukan pada suhu 80 - 85°C selama 1 jam, dan setelah itu produk didinginkan pada suhu kamar sampai keesokan harinya. Selanjutnya fillet dikeringkan/diasapi untuk ketiga kalinya dan kemudian didinginkan sampai keesokan harinya lagi. Pengeringan ini harus diulangi lagi kira-kira 7 - 15 kali sampai fillet benar-benar menjadi keras.
        Untuk Kame-Bushi pengeringan/pengasapan dilakukan kira-kira 7 - 8 kali dan untuk Hon-Bushi dapat sampai 12 - 15 kali terhitung sejak pengeringan ketiga. Untuk mendapatkan mutu dan rasa produk yang baik, maka suhu pengeringan/ pengasapan harus diturunkan hingga sekitar 77 - 80°C. Produk asap kering yang diperoleh hingga tahap pengolahan ini disebut : ARA-BUSHI.

8.        Pengeringan Matahari Tahap Pertama
        Fillet asap kering yang diperoleh dari tahap pengolahan di atas, kemudian diatur di atas para-para dan selanjutnya dikeringkan dipanas matahari. Untuk fillet bagian punggung pengeringan hams dilakukan sampai mencapai 60% derajat pengeringan dan untuk fillet bagian perut harus dikeringkan sampai mencapai tingkat 40% derajat pengeringan. Dalam pengeringan ini pengaruh cahaya matahari yang kuat harus dihindari.

9.        Penyerutan/Pembentukan Produk
        Fillet yang telah dikeringkan selanjutnya dimasukkan kedalam peti kayu 3 - 4 hari agar supaya teksturnya menjadi agak lembek kembali. Setelah itu seluruh permukaan fillet diserut/diratakan dengan pisau serut yang khusus sehingga diperoleh bentuk produk yang baik dan rapi serta halus permukaannya. Pekerjaan ini membutuhkan ketrampilan serta sangat penting dalam menentukan mutu produk akhir.

10.      Pengeringan Matahari Tahap Kedua
        Fillet yang diperoleh dari pekerjaan di atas kemudian masih dikeringkan lagi 2 - 3 kali untuk lebih menghilangkan sisa-sisa air yang ada. Pekerjaan pengeringan ird dilakukan sama seperti pada pengeringan di atas.

11.       Penjamuran
        Fillet yang telah kering di atas kemudian dimasukkan kedalam peti yang ukurannya disesuailcan dengan jumlah fillet yang akan diisikan. Fillet diatur sejajar dan disusun saling bersilangan sampai keatas dan kemudian ditutup rapat-rapat. Dengan penyusunan dernikian diharapkan sedikit sekali sisa udara yang terdapat. Setelah 7 - 8 hari dalam peti-peti tersebut dan pada suhu 30°C. maka pada seluruh permukaan fillet tersebut akan ditumbuhi jamur. Jamur yang pertama tumbuh ini terutama dari jenis Penicillium sp. Agar supaya seluruh permukaan dari setiap potongan fillet ditumbuhi jamur dengan merata, maka posisi dari susunan fillet di dalam peti harus dirubah-rubah dan proses penyimpanan/penjamuran terus dilanjutkan pada suhu 25 - 35°C dan relative humadity 85 - 90%.
        Setelah seluruh permukaan fillet ditumbuhi jamur (biasanya setelah 4 - 5 hari), kemudian fillet dikeluarkan dari peti. dijemur selama 1 jam. yaitu mula-mula di tempat yang rindang kemudian dipindahkan ketempat yang langsung kena sinar matahari.
        Selanjutnya jamur dipisahkan dari fillet dengan cara disikat, kemudian ditempatkan di dalam peti-peti kayu yang lain untuk penjemuran tahap kedua. Pada penjamuran tahap kedua jamur akan tumbuh setelah 12 - 13 hari. Proses penjamuran yang sama seperti di atas tersebut harus diulangi lagi 3 hingga 5 kali. Sesuai dengan ulangan proses penjamuran tersebut, maka warna jamur akan berubah dari hijau kebiruan, kehijauan keabu-abuan sampai abu-abu. Produk yang telah dijamuri atau ditumbuhi jamur seperti ini disebut HONKARE-KABI. Apabila fillet ditumbuhi jamur pengotor, fillet-fillet harus disterilisasikan dengan pengeringan di panas matahari atau sedikit pemanggangan. Sebaliknya apabila fillet-fillet tidak ditumbuhi jamur maka terhadap fillet tersebut dapat ditransplarasikaniditanamkan jenis-jenis jamur tertentu yang dianggap baik. Inokulasi ini dapat dilakukan dengan menyemprotkan air steril yang mengandung spora-spora jamur tertentu.
        Tujuan dari proses penjamuran ini adalah untuk menimbulkan citarasa yang baik dari ikan kayu dari hasil penguraian protein dan lemak oleh enzim jamur.
        Di samping itu jamur juga berfungsi mengontrol kandungan air dan lemak yang ada dalam produk ikan kayu. Jenis jenis jamur utama yang paling baik digunakan dalam proses penjamuran ikan kayu adalah :
        1. A spengillus glaucus
        2. A spergillus glaucus variety minimus.
        3. A spegillus gymnodardae.
        4. A spengillus melleus.
        5. Penicillium glancum.

12.      Penyimpanan
        Selama penyimpanan. ikan kayu biasanya mudah terangsang oleh serangga, dimana serangga tersebut masuk kedalam massa ikan kayu dan kemudian membuat lubang. Kerusakan ini dapat berkembang lebih cepat apabila ikan kayu tersebut disimpan pada suhu kamar. Oleh karena itu perhatian yang serius sangat diperlukan selama penyimpanan tersebut. Untuk menghindari kerusakan tersebut maka sebaiknya ikan kayu selama penyimpanan harus sering dijemur panas matahari atau disimpan pada suhu dingin 0°C.

Tentang Mantan Kekasihku, Sang Agustus

Sabtu, 9 Juni 2012 pernah menjadi malam terindah sekaligus mengharukan bagiku. Malam kenangan yang mengharuskanku melepaskan kepergian seseorang yang kusayang pada keesokan harinya. Malam yang kini tidak lagi ku kenang. Malam yang sudah hampir kulupakan.

Setelah malam itu, masih ada malam-malam dimana aku masih merindukannya, masih mengharapkan kehadirannya, serta membutuhkan pundak dan jemarinya untuk menahan kesedihan dan menghapus air mataku. Kini semuanya telah musnah. Aku telah gagal menjalani kisah cinta dalam jarak yang terpisah. Mataku terlalu lemah untuk melihat seseorang yang lebih dari dirinya. Hatiku terlalu mudah untuk berpaling ke lain hati yang belum tentu menyayangiku sebesar dia menyayangiku.

Setelah sabtu, 9 Juni 2012 itu, tak ada lagi pertemuan-pertemuan istimewa antara dia dan aku yang sering kami adakan. Kata-katanya memang masih sering membanjiri hari-hariku, namun wajahnya tak pernah lagi menghiasi pandanganku. Mungkin karena itu, hingga aku dengan mudahnya melepaskan ikatan yang sudah mengikat kami sejak 26 Agustus 2010. Semua ini akibat dari keegoisanku, dari ketidakdewasaanku menghadapi semuanya. Semua itu mungkin telah menyakitinya. Semua ini yang menyebabkan hatinya hancur berkeping-keping.

Juli 2012 bahkan tak bisa menyelamatkannya dari kejahatanku. Hatiku tak bisa luluh meski Tuhan telah menunjukkan padaku betapa Dia telah menyatukan hatiku dan hatinya. Dalam jarak yang sejauh ini, dia bahkan bisa merasakan hatiku yang mulai berpaling. Meski saat itu aku tak benar-benar berpaling. Dia gelisah ketika aku terlalu sibuk dengan yang lain dan mengabaikannya. Aku memang sering mengabaikannya, namun pengabaianku yang sudah-sudah ternyata tak pernah membuatnya segelisah ini.

Oktober 2012, dia dan aku telah jauh, sangat jauh. Dia sendiri, aku pun telah sendiri. Inilah jalan yang kupilih. Benar-benar memutuskan ikatan yang sudah lama mengikat kami berdua. Ketika semua itu terjadi, aku benar-benar dihantui oleh rasa sakit yang pernah diberikannya padaku sepanjang tahun-tahun kita bersama. Rasa sakit yang tiada henti membuatku tenggelam dalam kebencian yang memberiku semangat untuk melepaskannya.

Hingga Desember 2012, dia masih bertahan tanpa penggantiku. Semati itukah perasaannya setelah ku hancurkan ? Apa benar-benar hancur ? Sedangkan aku telah menemukan penggantinya. Entah nantinya aku bahagia bersamanya atau tidak, tapi apakah dia akan terus seperti itu ? Aku turut bersedih mendengarnya, tapi aku tak bisa kembali padanya. Loyalitasku terlalu tinggi, membuatku harus mengabaikannya.

Hingga 2013, dia masih saja sendiri. Aku masih setia dengan penggantinya yang kumiliki sejak akhir 2012. Penggantinya yang sempat kehadirannya sangat sering ku pertanyakan. Ada sesuatu yang pernah terjadi di antara kami. Tapi semua itu tak meruntuhkan rasa setiaku pada penggantinya itu. Aku sangat setia pada penggantinya. Aku harus belajar memperbaiki kesalahanku yang dulu. Jika dulu aku pernah lemah mempertahankan hubungan bersamanya karena keegoisan serta ketidakdewasaanku, maka inilah saatnya aku harus belajar untuk tidak egois dan dewasa dalam menghadapi semuanya pada hubunganku bersama penggantinya itu.

Aku tidak tahu apakah dia benar-benar masih sendiri atau tidak. Yang jelas, Tuhan tidak mungkin membiarkan dia sendirian mengharapkan aku yang takkan mungkin kembali. Entah semua itu benar atau tidak, yang jelas dia pasti punya seseorang yang tak pernah dia sadari kehadiran seseorang itu. Dia harus bahagia, seperti aku yang kini bahagia bersama panggantinya.