Hargailah Cinta dan Kasih Sayang, karena Keduanya Selalu Menyertai Kehidupan Kita

Rabu, 10 April 2019

Senja yang Ku Harapkan Dapat Membawanya Pulang ke Sisiku


Untuk seorang penikmat senja sepertiku, aku berharap kelak hanya dia yang dapat menemukanku ketika semua orang sibuk mencariku. Di bawah langit itu, aku berdiri menikmati senja di tempat yang menjadi favorit kami dulu. Dia hadir menutup mataku dan menyuruhku menebak tangan siapa yang telah lancang menyentuh kulit wajahku. Lalu aku berbalik dan menemukannya tersenyum lebar diikuti tawa kami berdua. Kemudian aku dan dia berpelukan seakan sejam kemudian kami akan berpisah. Kemudian kami menangis, entah karena bahagia atau karena ketakutan. Yang jelas, di saat itu kami hanya berusaha menemukan kebahagiaan dengan memecahkan tabungan rindu yang telah kami tabung bersama-sama.

Sayangnya, semua harapan itu kini hanyalah sebatas harapan. Harapan yang dari hari ke hari akan menjadi harapan kosong, takkan terwujud. Nyatanya, hari ini aku hanya berdiri sendiri dan merindu pada senja yang ku harapkan dapat membawanya pulang ke sisiku. Tabungan rinduku telah dicuri, hingga aku sendiri tak bisa mengubahnya menjadi kebahagiaan yang ku impikan. Tabungan rinduku telah direnggut oleh takdir yang tak menghendaki aku dan dia untuk bersama. 

Hari itu juga, aku menyaksikannya duduk di atas singgasana itu. Singgasana pengantinnya bersama dengan kekasih yang telah halal baginya. Sebagaimana yang pernah ku ceritakan, isterinya menggenggam sejumlah mawar di tangan kirinya dan tangan kanannya bersilang dengan tangan kirinya. Dari sini aku menyaksikan kebahagiaannya walau hanya lewat siaran langsung saudara sepupunya di media sosial. 

Seketika aku ingin menangis, tapi sesuatu di dalam hati melarangku untuk menangis. Aku tersiksa dengan rasa sakit hati tanpa tangisan. Aku teringat pernah mendengarnya bercerita tentang khayalannya jika kami menikah nanti, dulu. Dan hari ini aku menyaksikan bukti bahwa khayalannya selamanya hanya sebatas khayalan saja. Wajahnya riang, senyumnya lebar, tanpa berpikir bahwa aku tersiksa dengan sisa-sisa janjinya untuk datang memintaku menjadi kekasih halalnya. Perasaanku hancur. Satu janji rasa yang coba ku tanamkan dalam hatiku adalah, Demi Allah, aku bahagia dengan takdirnya, dengan takdirku.