Hargailah Cinta dan Kasih Sayang, karena Keduanya Selalu Menyertai Kehidupan Kita

Rabu, 29 November 2017

Edelweis (Part Cinta Pertama)

Cinta pertama. Jika berbicara tentang cinta pertama, semua pasti setuju bahwa cinta pertama adalah cinta yang paling sulit dilupakan. Cinta yang hanya memiliki satu alasan, yaitu cinta itu sendiri. Cinta tanpa batasan perasaan ini, itu. Cinta yang mengajarkan kita banyak hal. Suka maupun duka yang pernah kita alami bersamanya akan selalu menjadi kenangan terindah yang mempunyai tempat tersendiri di hati dan pikiran kita.

Sesakit apa pun luka yang cinta pertama berikan, tak ada alasan untuk mengabadikan kebencian padanya. Pada akhirnya, ketika kita sudah menjalin cinta bersama yang lain, luka itu akan memperingatkan kita tentang pantas tidakkah kita terlena dalam kebahagiaan yang kita peroleh. Itulah alasannya mengapa hati lebih mudah mengingat luka daripada bahagia. Sebab luka yang kelak menguatkan kita dalam menghadapi masalah. Luka yang kelak akan mengendalikan kita agar tidak terluka lagi. Luka-luka yang ku ceritakan itu adalah lukaku pada cinta pertamaku.

Cinta pertamamu, dia tak pernah menorehkan luka di hatimu, bukan dia. Tapi sang Merbabu yang kau anggap tlah merenggut nyawa kekasihmu dengan kejam. Merbabu yang tak bernyawa, Merbabu yang tak tahu apa-apa, dan Merbabu yang tak pernah mengirimkan undangan padamu untuk mengunjunginya. Lalu bagaimana dia tahu kau akan ke sana dan merencanakan kematian kekasihmu ?. Bagaimana ?. Kau tersesat. Jika benar itu cinta, harusnya bisa membawamu pada jalan yang lebih benar. Tapi, kematian seorang saja dalam hidupmu tlah menyesatkanmu. Aku bahkan sudah jarang menyaksikan kau menyempatkan diri untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Apa kau pikir kekasihmu butuh pembalasan dendammu atas kematiannya ? Tidak. Dia butuh do’amu jika benar yang tertanam dalam hatimu itu adalah cinta.

Hei, semua orang punya cinta pertama. Kau, aku, semua orang. Mengapa kau memutuskan untuk berhenti di situ jika memang waktu bersamanya telah berakhir ?. Aku sudah menjalin hubungan dengan beberapa lelaki. Beberapa menganggapku cinta pertamanya, tapi hanya satu cinta pertamaku. Tapi tak ada masa lalu yang membuatku terlena hingga sekarang, hingga aku harus menyakiti orang yang berniat bersamaku di masa kini. Biarkan dia menjadi kenangan sebagai pelajaran agar kita tidak terluka pada hal yang sama lagi. Masa lalu bukan untuk dibawa kemana-mana.

Kau memang tak sepertiku yang disakiti sebelum ditinggalkan. Kisahmu berbeda. Tapi Edelweis, bukan seperti itu, caramu salah. Aku teringat pada kata-katamu bahwa kita hanyalah manusia biasa, yang tak tahu kapan dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Jangan sampai menanam cinta yang begitu subur dalam hati seseorang, ketika waktunya dipanggil, cinta yang kita tanam malah menjadi penyakit yang menggerogoti hati pemiliknya sampai habis rasanya, entah kemana perasaan akan dia bawa. Seharusnya jika kau sudah berpegang teguh pada kata-katamu, seharusnya sekarang kau sudah bangkit dari keterpurukanmu dan melanjutkan kehidupan yang seharusnya kamu jalani sekarang.

Semoga kelak, kau akan sadar bahwa kau salah. Masa lalu bukan untuk dibawa, cukup dijadikan kenangan. Cukup dijaga agar tidak merusak masa kini.